Sejarah Pondok Pesantren



Masa Pendiri dan Pengasuh Pertama (K.H. Sodiq Machmud, SH)
Pondok Pesantren Al-Jauhar adalah salah satu dari sekian banyak pesantren yang ada di kabupaten Jember. Pesantren ini beralamat di Jalan Nias III No. 5 Tegalboto Jember.

Pendiri Pesantren Al-Jauhar adalah K.H Sodiq Machmud SH, beliau adalah cucudari K.H Muhammad Shiddiq seorang ulama besar dan salah satu pendiri kota Jember, yang dimakamkan di Pemakaman Condro jalan Gajah Mada. Kyai Sodiq Machmud putra dari K.H Machmud Siddiq dan Ibu Nyai Jauharotul Maknunah. Di kalangan santripesantren Al-Jauhar, K.H. Shoddiq Machmudlebih akrab dengan sebutan AbahSepuh. Pada awalnya, Abah Sepuh tinggal di kediaman beliau diDahlok Jalan Fatahillah. Di rumah ini beliau tinggal bersama istri tercinta, Ibu NyaiHj. Elok Mu’amanah dan putra putri beliau. Kecuali putri sulung beliau IbuNyai Hj. Liliek Istiqomah yang tinggal bersama K.H Sahilun A Nasir di Talangsari, yang kelak keduanya menjadi Pengasuh di pesantren ini.

Sebagaimana keturunan K.H MuhammadShiddiq yang lain, yang mendirikan pondok pesantren di kota Jember. Seperti K.H Ahmad Shiddiq pengasuh pesantren Asshidiqi Putra dan K.H Abdul HalimShiddiq yang mendirikan pesantren Asshidiqi Putri. Abah Sepuh juga ingin mendirikan pesantren. Disaat keinginan beliaukian membesar, datanglah ustad Abdul Hadi Basultana seorang arab dari kota Bondowoso yang ingin menjual kompleknya di wilayah yang Jalan Nias. Ustad Abdul Hadi Basultana hanya ingin menjual kompleknya pada Abah Sepuh. Kemudian Abah Sepuh menemui AbahSahilun di Talangsari untuk mengurusi jual beli komplek itu.Akhirnya pada tahun 1991, Abah Sepuh mendirikan pesantren di wilayah Jalan Nias ini. Sebagai bentuk Birrul Walidain, Abah Sepuh memberi nama Pesantren ini “Pondok Pesantren Al-Jauhar” yang berarti permata, diambil dari nama Ibu Abah Sepuh, Ibu Nyai Hj. Jauharotul Maknunah.

Jumlah santri yang mondok pada awal berdirinya pesantren ini sekitar 7 santri, dengan bangunan yang berdiri berupa masjid dan 2 kamar. Dalam mendirikan pesantren ini, Abah Sepuh memiliki visi dan misi yaitu pendidikan, pelayanan masyarakat, dan wadah perjuangan umat. Pesantren Al-Jauhar lebih dikenal dengan pesantren mahasiswa karena sebagian besar santrinya adalah mahasiswa yang menempuh kuliah di beberapa perguruan tinggi di Jember. Abah Sepuh menginginkan agar santri yang kuliah tidak hanya mempelajari ilmudunia dan memperoleh gelar, tapi juga mempelajari ilmu agama, dengan harapan saat mereka terjun di tengah-tengah masyarakat, mereka bisa menjadi permata yang bermanfaat bagi umat.


Masa Pengasuh Kedua (K.H. Prof. Dr. Sahilun A Nasir, M.Pd)
Abah Sepuh wafat pada tanggal 4 April 1998 di kediaman beliau di jalan Fatahillah. Keluarga pengasuh bermusyawarah dan sepakat Prof. Dr. K.H. Sahilun A Nasir, M.Pd menjadi pengasuh untuk meneruskan pesantren Al-Jauhar. Beliau lebih akrab dengan sebutan Abah Sahilun.

Jumlah santrisemakin bertambah. Abah terus melakukan pembangunan pesantren:
  1. Kamar bawah direnovasi. 
  2. Kantor yang lama, diubah menjadi kamar 9 dan dibangun kantor yang baru di sebelah timur. 
  3. Abah Sahilun juga menambah 9 kamar dilantai atas. 
  4. Bagian dalam masjid Al-Jauhar juga dilakukan renovasi. 
Abah Sahilun mempererat silaturahmi dan bermusyawarah dengan para ustad pengajar di Al-Jauhar agar terus berjuang dan tetap membantu para santri menuntut ilmu agama di Pesantren Al-Jauhar.

Masa Pengasuh Ketiga (Nyai Hj. Liliek Istiqomah, SH., MH)

Selain Pengasuh pondok pesantren Al-Jauhar, Abah Sahilun adalah dosen di IAIN Jember, Ketua MUI Jember, Ketua Forum Komunikasi Umat Beragama. Abah Sahilun wafat pada hari Rabu tanggal 19 Januari 2011. Banyak sekali karangan bunga dan ucapan bela sungkawa. Keluarga, santri, dan masyarakat Jember sangat kehilangan sosok ulama Sunni dan satu-satunya Profesor ilmu kalam di kota Jember.

Sekarang Ibu Nyai Hj. Liliek Istiqomah, SH., MH sebagai pengasuh untuk melanjutkan pesantren Al-Jauhar. Tiap tahunnya santri baru terus bertambah. Dibantu oleh Ketua Dewan Pertimbangan Al-Jauhar, Mas Ahcmad Qusyairi, Pengasuh terus melakukan pembangunan untuk meneruskan cita-cita Abah Sepuh.
  1. Parkiran barat dan tempat wudhu sebelah timur Masjid, diubahmenjadi Serambi Masjid karena khawatir tidak cukup menampung banyaknya santri dan jamaah dari luar pondok. 
  2. Tempat wudhu yang lama dipindah ke sebelah selatan Masjid. 
  3. Kamar mandi sebelah timur juga dibongkar dan dibangunkamar mandi yang baru dengan jumlah lebih banyak dari sebelumnya, agarsantri tidak mengantre saat mandi. 
  4. Parkiran motor juga diperluaskarena semakin banyaknya santri yang membawa motor. 
  5. Disekitar masjid juga dibangun kamar mandi khusus jamaah perempuan. 
  6. Untuk menjagakeamanan pesantren, didirikan bangunan baru yaitu Pos Keamanan Pondok yang dijaga secara bergantian oleh santri sesuai jadwal yang telah dibuat pengurus. 
  7. Insya Allah pada bulan Oktober akan dibangun 6 kamar di loteng.